Jika berpuasa dilakukan secara benar, ternyata berbagai jenis penyakit dapat dikendalikan. Misalnya diabetes, darah tinggi, kolesterol tinggi, maag hingga kegemukan. Bagaimana cara berpuasa yang memberi manfaat kesehatan?
Puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam.
Puasa akan mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah. Apabila kadar gula darah turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati mulai kita gunakan.
Namun penderita penyakit hati yang berat, seperti sirosis hati, dianjurkan untuk tidak berpuasa, karena berisiko terjadi penurunan gula darah (hipoglikemia), akibat cadangan glikogen hati sangat berkurang. Pada orang normal tidak akan menjadi masalah jika kadar gula sangat turun.
Puasa juga merupakan kesempatan menurunkan berat badan bagi yang gemuk, dengan cara tidak makan berlebihan pada waktu buka, sehabis buka dan sewaktu sahur. Kadar lemak darah, kolesterol dan trigliserida bisa berkurang karena tingkat konsumsi makanan gorengan dan bersantan berkurang.
Bagi yang hipertensi, tekanan darah dapat turun, jika selama berbuka hingga sahur tidak makan makanan yang asin-asin dan tidak lupa minum obat hipertensi pada waktu sahur.
Pada penderita diabetes (terutama yang gemuk) dengan berpuasa gula darah lebih terkontrol. Tidak semua penderita diabetes mellitus atau kencing manis aman untuk menjalankan puasa. Yang aman adalah penderita diabetes yang kadar gulanya kurang dari 200 mg/dl, dan mendapat pengobatan bentuk tablet yang diminum. Jika mendapat suntikan insulin , dosis harus kurang dari 40 unit/hari dengan 1 x suntikan per hari.
Para penderita sakit maag atau gastritis yang ringan boleh puasa, kadang-kadang keluhannya berkurang. Bila berat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter dulu apakah boleh puasa.
Kiat Berpuasa
Pertama yang harus dilakukan adalah berniat untuk berpuasa. Adanya niat akan berpengaruh kepada diri kita secara psikologis, bahwa kita pasti kuat puasa, tahan terhadap segala godaan dan akan lebih meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan.
Kita harus belajar mengendalikan nafsu, melatih kesabaran dan melatih disiplin. Hal ini akan berguna di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jangan terlalu capek. Sebaiknya kita mengurangi kegiatan-kegiatan yang kurang perlu. Karena otomatis waktu tidur kita berkurang, bila kita harus bekerja di siang hari tentu sering diserang kantuk yang hebat. Untuk itu, waktu tidur malam jangan terlalu banyak dikurangi. Usahakan untuk bisa tidur setelah makan sahur, walaupun hanya sebentar sangat membantu.
Usahakan tetap olahraga, agar aliran darah tetap lancar serta kebugaran tubuh terjaga. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, naik sepeda, dan lain-lain. Jangan sampai mengeluarkan banyak keringat. Waktu berolahraga yang baik adalah menjelang buka puasa.
Cara Makan yang Benar
Makanlah secara teratur untuk buka puasa dan sahur dengan menu seimbang. Maksudnya adalah makanan yang terdiri dari karbohidrat 50-60%, protein 10-20%, lemak 20-25%, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Selain itu, cukup serat dari sayuran untuk memperlancar buang air besar.
Cukup cairan, dengan minum kurang lebih 7-8 gelas sehari. Terdiri dari 3 gelas waktu sahur dan 5 gelas dari buka sampai sebelum tidur.
Pembagian makan adalah 50% untuk berbuka, 10% setelah sholat tarawih, 40% pada waktu sahur.
Menu yang dipilih yaitu pada waktu buka, terdiri dari makanan pembuka berupa minuman manis atau makanan manis, seperti kolak pisang, kurma atau teh manis. Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang akan mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. Setelah sholat magrib makan makanan pelengkap yang terdiri dari: nasi atau pengganti nasi, ayam/ikan/daging, tahu/ tempe, sayuran dan buah.
Setelah tarawih dapat makan camilan berupa roti atau buah. Makan sahur harus dipentingkan, karena sahur yang baik membuat puasa tidak terasa berat.
Hidangan sahur seperti waktu buka, namun porsinya lebih kecil. Dianjurkan makan dengan kadar protein tinggi, agar meninggalkan lambung lebih lama. Selain itu pencernaan dan penyerapan juga lebih lama dibanding makanan yang kadar karbohidratnya tinggi, sehingga tidak cepat terasa lapar.
Saat makan sahur dapat ditambahkan segelas susu, terutama untuk anak-anak dan remaja. Pada orang dewasa dapat minum susu tanpa lemak. Suplemen multivitamin dan mineral boleh dikonsumsi pada waktu sahur, agar meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh.
Apabila tidak bisa makan sahur dalam bentuk nasi, nasi boleh diganti dengan roti dan isinya atau bubur havermouth, ditambah satu gelas susu. Bila tidak bisa makan nasi atau roti, bisa minum segelas susu yang berkalori seperti Ensure, Entrasol, Peptisol, Enercal Plus, Nutren Fiber dan lain-lainnya, disertai buah.
(Dr. Titi Sekarindah,MS., Ahli Gizi RS. Pertamina Pusat, Jakarta)
Sumber: kompas.com
Continue Reading >>>>>
Jus dan Manfaatnya bagi Kesehatan
SEJAK ribuan tahun lalu manusia telah menggunakan berbagai tumbuh-tumbuhan yang sekarang dikenal sebagai sayuran maupun buah-buahan untuk dimakan dan diolah secara alami tanpa menggunakan campuran apa pun.
Buah dan sayur terasa enak, segar dimakan, selain memiliki kandungan zat gizi yang banyak seperti vitamin dan mineral. Vitamin A berfungsi mempertahankan kesehatan mata, struktur kulit, rambut, dan gigi. Pada pangan nabati vitamin A dapat diperoleh dari sayuran daun berwarna hijau gelap seperti bayam, katuk, dan buah atau sayuran berwarna kuning/oranye seperti wortel, kentang, tomat, labu kuning, pepaya, mangga, dll. Buah dan sayur yang kaya vitamin E mampu mencegah terjadinya penyakit jantung, kanker, stroke, dan infeksi virus. Vitamin E banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau (bayam) dan tomat. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, kesehatan gusi, dan mencegah terjadinya luka memar. Dalam buah-buahan vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, tomat, mangga dan sirsak.
Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan banyak buah-buahan dan sayuran selain sarat mengandung vitamin dan mineral juga mengandung zat nongizi yang ternyata manfaatnya besar bagi kesehatan. Zat nongizi yang dimaksud adalah serat, phytokimia, dan lain-lain.
Dari penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa phytokimia dapat menetralkan racun obat dan zat karsinogen dengan jalan menetralkan radikal bebas, menghambat enzim yang mengaktifkan karsinogen sekaligus merangsang enzim yang menetralkan zat karsinogen.
Buah-buah dan sayuran yang mengandung phytokimia di antaranya bayam, kangkung, brokoli, sawi, kacang-kacangan, tomat, pepaya, anggur, jeruk, wortel, dan lain-lain.
Buah-buahan biasanya dikonsumsi segar. Sayuran diolah dengan cara dimasak dengan sedikit air (ditumis) maupun berupa masakan berkuah misalnya sup. Cara lain yang banyak dilakukan akhir-akhir ini yaitu dalam bentuk jus.
Bagi yang sibuk, membeli jus di kedai makanan dan minuman lebih praktis bila dibandingkan dengan membuatnya sendiri di rumah. Namun, bila ditelaah lebih lanjut, membuat jus tidak memerlukan keterampilan khusus karena proses pembuatannya sangat sederhana. Kombinasi berbagai macam buah dan sayur akan menjadikan jus kelihatan menarik. Selain itu, kombinasi tersebut akan menambah khasiat jus itu sendiri. Mengkonsumsi jus lebih menguntungkan dibanding dengan menyantap buah potong. Dengan mengonsumsi jus, asupannya relatif bisa lebih banyak dengan demikian manfaatnya pun lebih besar.
Berikut disampaikan tips untuk menyiapkan jus:
• Untuk jus sebaiknya dipilih buah segar, matang dan belum lama disimpan agar mendapatkan jus yang enak dan bermanfaat bagi tubuh.
• Jus sebaiknya diminum sesegera mungkin setelah jadi, sebelum kandungan vitamin larut airnya rusak oleh oksigen, cahaya ataupun panas.
• Untuk pemanis sebaiknya menggunakan madu atau gula merah.
• Warna buah-buahan untuk jus akan lebih cemerlang dan tidak berubah warnanya bila dicampur dengan sedikit air jeruk lemon atau nipis.
Berikut resep-resep jus buah dan sayur yang baik bagi kesehatan:
Jus Mangga
Khasiat: obat asma, bronkhitis, sesak napas, dan influensa berat
Bahan: 200 g mangga masak pohon
100 g air hangat
? sdm jeruk nipis
2 sdm madu
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam blender
Terapi: diminum 2 kali sehari sampai gejala penyakit hilang
Jus Wortel Seledri
Khasiat: menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah
Bahan: 300 g wortel
1 genggam daun seledri (± 3 sdm)
2 siung bawang putih
? sdt garam
? sdt merica bubuk
Cara membuat:
Semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam juicer. Diambil sarinya saja tanpa serat dengan menggunakan juice ekstractlor atau saringan.
Terapi: diminum 1 kali sehari sampai gejala penyakit hilang
Jus Kombinasi Buah
Khasiat: melancarkan pencernaan, sembelit, dan kembung perut
Bahan: 100 g pepaya
100 g apel
100 g nenas
2 sdm jeruk nipis
2 sdm madu
200 cc air es
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum sebelum sarapan pagi
Jus Aneka Sayur
Khasiat: menyempurnakan alergi, eksim, sakit punggung, rasa kejang jantung, dan menjaga kesehatan usus.
Bahan: 150 g wortel
100 g bayam
100 g ketimun
50 g seledri
3 sdm madu
1 sdm dari jeruk nipis
100 cc air dingin atau es
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum 1 kali sehari sesudah makan.
(Dra Emma S. Wirakusumah, MSc. Ahli Gizi dan Kuliner)
Sumber: sinarharapan.co.id
Continue Reading >>>>>
Buah dan sayur terasa enak, segar dimakan, selain memiliki kandungan zat gizi yang banyak seperti vitamin dan mineral. Vitamin A berfungsi mempertahankan kesehatan mata, struktur kulit, rambut, dan gigi. Pada pangan nabati vitamin A dapat diperoleh dari sayuran daun berwarna hijau gelap seperti bayam, katuk, dan buah atau sayuran berwarna kuning/oranye seperti wortel, kentang, tomat, labu kuning, pepaya, mangga, dll. Buah dan sayur yang kaya vitamin E mampu mencegah terjadinya penyakit jantung, kanker, stroke, dan infeksi virus. Vitamin E banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau (bayam) dan tomat. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, kesehatan gusi, dan mencegah terjadinya luka memar. Dalam buah-buahan vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, tomat, mangga dan sirsak.
Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan banyak buah-buahan dan sayuran selain sarat mengandung vitamin dan mineral juga mengandung zat nongizi yang ternyata manfaatnya besar bagi kesehatan. Zat nongizi yang dimaksud adalah serat, phytokimia, dan lain-lain.
Dari penelitian yang telah dilakukan terungkap bahwa phytokimia dapat menetralkan racun obat dan zat karsinogen dengan jalan menetralkan radikal bebas, menghambat enzim yang mengaktifkan karsinogen sekaligus merangsang enzim yang menetralkan zat karsinogen.
Buah-buah dan sayuran yang mengandung phytokimia di antaranya bayam, kangkung, brokoli, sawi, kacang-kacangan, tomat, pepaya, anggur, jeruk, wortel, dan lain-lain.
Buah-buahan biasanya dikonsumsi segar. Sayuran diolah dengan cara dimasak dengan sedikit air (ditumis) maupun berupa masakan berkuah misalnya sup. Cara lain yang banyak dilakukan akhir-akhir ini yaitu dalam bentuk jus.
Bagi yang sibuk, membeli jus di kedai makanan dan minuman lebih praktis bila dibandingkan dengan membuatnya sendiri di rumah. Namun, bila ditelaah lebih lanjut, membuat jus tidak memerlukan keterampilan khusus karena proses pembuatannya sangat sederhana. Kombinasi berbagai macam buah dan sayur akan menjadikan jus kelihatan menarik. Selain itu, kombinasi tersebut akan menambah khasiat jus itu sendiri. Mengkonsumsi jus lebih menguntungkan dibanding dengan menyantap buah potong. Dengan mengonsumsi jus, asupannya relatif bisa lebih banyak dengan demikian manfaatnya pun lebih besar.
Berikut disampaikan tips untuk menyiapkan jus:
• Untuk jus sebaiknya dipilih buah segar, matang dan belum lama disimpan agar mendapatkan jus yang enak dan bermanfaat bagi tubuh.
• Jus sebaiknya diminum sesegera mungkin setelah jadi, sebelum kandungan vitamin larut airnya rusak oleh oksigen, cahaya ataupun panas.
• Untuk pemanis sebaiknya menggunakan madu atau gula merah.
• Warna buah-buahan untuk jus akan lebih cemerlang dan tidak berubah warnanya bila dicampur dengan sedikit air jeruk lemon atau nipis.
Berikut resep-resep jus buah dan sayur yang baik bagi kesehatan:
Jus Mangga
Khasiat: obat asma, bronkhitis, sesak napas, dan influensa berat
Bahan: 200 g mangga masak pohon
100 g air hangat
? sdm jeruk nipis
2 sdm madu
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam blender
Terapi: diminum 2 kali sehari sampai gejala penyakit hilang
Jus Wortel Seledri
Khasiat: menurunkan tekanan darah dan kadar gula darah
Bahan: 300 g wortel
1 genggam daun seledri (± 3 sdm)
2 siung bawang putih
? sdt garam
? sdt merica bubuk
Cara membuat:
Semua bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam juicer. Diambil sarinya saja tanpa serat dengan menggunakan juice ekstractlor atau saringan.
Terapi: diminum 1 kali sehari sampai gejala penyakit hilang
Jus Kombinasi Buah
Khasiat: melancarkan pencernaan, sembelit, dan kembung perut
Bahan: 100 g pepaya
100 g apel
100 g nenas
2 sdm jeruk nipis
2 sdm madu
200 cc air es
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum sebelum sarapan pagi
Jus Aneka Sayur
Khasiat: menyempurnakan alergi, eksim, sakit punggung, rasa kejang jantung, dan menjaga kesehatan usus.
Bahan: 150 g wortel
100 g bayam
100 g ketimun
50 g seledri
3 sdm madu
1 sdm dari jeruk nipis
100 cc air dingin atau es
Cara membuat:
Semua bahan dimasukkan ke dalam juicer
Terapi: diminum 1 kali sehari sesudah makan.
(Dra Emma S. Wirakusumah, MSc. Ahli Gizi dan Kuliner)
Sumber: sinarharapan.co.id
Continue Reading >>>>>
Internet
The Internet, sometimes called simply "the Net," is a worldwide system of computer networks - a network of networks in which users at any one computer can, if they have permission, get information from any other computer (and sometimes talk directly to users at other computers). It was conceived by the Advanced Research Projects Agency (ARPA) of the U.S. government in 1969 and was first known as the ARPANET. The original aim was to create a network that would allow users of a research computer at one university to be able to "talk to" research computers at other universities. A side benefit of ARPANet's design was that, because messages could be routed or rerouted in more than one direction, the network could continue to function even if parts of it were destroyed in the event of a military attack or other disaster.
Today, the Internet is a public, cooperative, and self-sustaining facility accessible to hundreds of millions of people worldwide. Physically, the Internet uses a portion of the total resources of the currently existing public telecommunication networks. Technically, what distinguishes the Internet is its use of a set of protocols called TCP/IP (for Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Two recent adaptations of Internet technology, the intranet and the extranet, also make use of the TCP/IP protocol.
For many Internet users, electronic mail (e-mail) has practically replaced the Postal Service for short written transactions. Electronic mail is the most widely used application on the Net. You can also carry on live "conversations" with other computer users, using Internet Relay Chat (IRC). More recently, Internet telephony hardware and software allows real-time voice conversations.
The most widely used part of the Internet is the World Wide Web (often abbreviated "WWW" or called "the Web"). Its outstanding feature is hypertext, a method of instant cross-referencing. In most Web sites, certain words or phrases appear in text of a different color than the rest; often this text is also underlined. When you select one of these words or phrases, you will be transferred to the site or page that is relevant to this word or phrase. Sometimes there are buttons, images, or portions of images that are "clickable." If you move the pointer over a spot on a Web site and the pointer changes into a hand, this indicates that you can click and be transferred to another site.
Using the Web, you have access to millions of pages of information. Web browsing is done with a Web browser, the most popular of which are Microsoft Internet Explorer and Netscape Navigator. The appearance of a particular Web site may vary slightly depending on the browser you use. Also, later versions of a particular browser are able to render more "bells and whistles" such as animation, virtual reality, sound, and music files, than earlier versions.
Source: searchvb.techtarget.com
Continue Reading >>>>>
Today, the Internet is a public, cooperative, and self-sustaining facility accessible to hundreds of millions of people worldwide. Physically, the Internet uses a portion of the total resources of the currently existing public telecommunication networks. Technically, what distinguishes the Internet is its use of a set of protocols called TCP/IP (for Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Two recent adaptations of Internet technology, the intranet and the extranet, also make use of the TCP/IP protocol.
For many Internet users, electronic mail (e-mail) has practically replaced the Postal Service for short written transactions. Electronic mail is the most widely used application on the Net. You can also carry on live "conversations" with other computer users, using Internet Relay Chat (IRC). More recently, Internet telephony hardware and software allows real-time voice conversations.
The most widely used part of the Internet is the World Wide Web (often abbreviated "WWW" or called "the Web"). Its outstanding feature is hypertext, a method of instant cross-referencing. In most Web sites, certain words or phrases appear in text of a different color than the rest; often this text is also underlined. When you select one of these words or phrases, you will be transferred to the site or page that is relevant to this word or phrase. Sometimes there are buttons, images, or portions of images that are "clickable." If you move the pointer over a spot on a Web site and the pointer changes into a hand, this indicates that you can click and be transferred to another site.
Using the Web, you have access to millions of pages of information. Web browsing is done with a Web browser, the most popular of which are Microsoft Internet Explorer and Netscape Navigator. The appearance of a particular Web site may vary slightly depending on the browser you use. Also, later versions of a particular browser are able to render more "bells and whistles" such as animation, virtual reality, sound, and music files, than earlier versions.
Source: searchvb.techtarget.com
Continue Reading >>>>>
Categories:
Internet
Kenali Perubahan Payudara
Jangan panik dulu jika menemukan perubahan pada payudara Anda. Lebih baik kenali dulu aneka perubahan pada organ ini sehingga Anda bisa bertindak dengan cepat dan tepat.
Payudara adalah salah satu organ penting dan khas yang dimiliki perempuan. S ekali waktu, mungkin saja payudara Anda terasa sakit, keluar cairan dari puting, atau ada benjolan. Walau tidak selalu berbahaya, Anda tetap harus waspada, dan segera cari tahu penyebabnya.
Ada yang normal, ada yang tidak
Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi oleh aktivitas hormon, khususnya hormon estrogen. Selain pada payudara, hormon yang dihasilkan indung telur ini juga bertanggung jawab dalam mengembangkan sifat-sifat kelamin sekunder lainnya, seperti timbulnya rambut di daerah kemaluan, perubahan-perubahan dalam vagina sampai timbulnya haid.
Nah, bila terjadi ketidakseimbangan hormon, misalnya selama haid, biasanya payudara akan terasa penuh alias mengeras atau membesar. Kadang-kadang, akan teraba pula benjolan lunak yang terasa sakit saat menjelang haid.
Biasanya, benjolan tersebut akan mengecil atau menghilang dengan sendirinya begitu haid usai. Asal tahu saja, semua perubahan ini termasuk normal dan tidak berbahaya. Apalagi, jika siklus haid Anda berlangsung normal (sekitar 24-31 hari sekali) dan lamanya berkisar antara 4-7 hari.
Sebaliknya, bila terjadi gangguan pada siklus haid, misalnya jadi tidak teratur, Anda sebaiknya waspada. Bukan apa-apa. Ketidakteraturan siklus haid menunjukkan adanya gangguan keseimbangan hormon seksual. Apalagi, bila gangguan tadi disertai timbulnya beberapa gejala lain (simak boks: “Haruskah ke Dokter Spesialis?”).
Atasi sedini mungkin
Sebagai catatan penting, perubahan apapun pada payudara Anda harus disikapi dengan hati-hati. Bila penyebabnya dapat diketahui sejak dini, maka upaya penanganan bisa dilakukan segera. Tindakan ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya, cegahlah timbulnya gangguan kesehatan pada payudara dengan beberapa caranya berikut.
Buat catatan bulanan
Keteraturan siklus haid dapat diketahui dengan cara menghitung hari, bukan berdasarkan tanggal, setiap bulannya. Catatlah pula segala hal atau perubahan yang dirasakan menjelang, selama dan sesudah berlangsungnya haid. Segera temui dokter bila Anda mengalami hal-hal berikut:
• Siklus haid kurang dari 14 hari atau lebih dari 35-40 hari sekali.
• Lamanya haid lebih dari 14 hari.
• Volume darah haid sangat banyak (sampai-sampai Anda perlu ganti pembalut sebanyak 10 kali per hari).
Hindari makanan tinggi lemak
Penelitian-penelitian telah menunjukkan, kemungkinan wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara atau tidak.
Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal of Indonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara. Antara lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker payudara. Begitu pula makanan dan minuman yang mengandung santan kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari. Kok bisa?
A danya zat-zat lemak dalam makanan yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh bisa menyebabkan hormon estrogen di tubuh tidak bisa bekerja dengan oke. Akibatnya, bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom dan gangguan lain pada organ yang aktivitasnya berhubungan dengan hormon estrogen, termasuk payudara.
Rajin-rajin lakukan “Sadari”
Sebenarnya, untuk mengetahui keadaan payudara Anda (apakah normal atau tidak), Anda dianjurkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri alias Sadari secara rutin. Kapan persisnya?
Sebaiknya, pemeriksaan dilakukan tiap bulan, kira-kira seminggu setelah siklus haid usai. Lebih-lebih, kalau ibu atau famili perempuan dekat Anda punya riwayat kanker payudara. Tak perlu menyalahkan “garis keturunan” keluarga besar Anda, karena tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tubuh, termasuk payudara, terletak pada diri Anda sendiri.
Haruskah ke Dokter Spesialis?
A. Gejala yang tidak perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Wanita muda (kurang dari 35 tahun) dengan benjolan pada payudara dan terasa sakit.
• Wanita kurang dari 40 tahun dengan benjolan yang simetris.
• Wanita kurang dari 50 tahun dengan keluarnya cairan dari puting susu dan bukan berwarna merah. Maksud cairan di sini adalah:
• Keluar spontan atau tanpa dimanipulasi.
• Keluar dari satu atau ke-2 sisi payudara.
• Keluar cairan yang berhubungan dengan haid atau tidak, sedang hamil atau tidak, cedera rudapaksa, atau kelainan kelenjar gondok.
• Wanita dengan keluhan nyeri dan benjolan yang tidak jelas batasnya.
B. Gejala yang perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Benjolan:
• Berbatas tegas.
• Terdapat pada satu sisi (asimetris) setelah haid.
• Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah disedot.
Nyeri:
• Berhubungan dengan adanya benjolan.
• Tidak dapat diatasi dengan pengobatan.
• Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause.
Keluar cairan dari puting:
• Pada wanita umur lebih dari 50 tahun.
• Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah dan spontan.
Kelainan posisi puting.
• “Tenggelam”.
• Kelainan kulit sekitar puting (seperti eksim).
Kelainan kulit payudara.
• Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal.
• Warna kemerahan.
Kamus Istilah
• Kista: benjolan yang berongga dan berisi zat cair yang kental menyerupai bubur.
• Miom: tumor jaringan otot.
• Cedera rudapaksa: luka akibat perkosaan.
sumber: ayahbunda-online.com
Continue Reading >>>>>
Payudara adalah salah satu organ penting dan khas yang dimiliki perempuan. S ekali waktu, mungkin saja payudara Anda terasa sakit, keluar cairan dari puting, atau ada benjolan. Walau tidak selalu berbahaya, Anda tetap harus waspada, dan segera cari tahu penyebabnya.
Ada yang normal, ada yang tidak
Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi oleh aktivitas hormon, khususnya hormon estrogen. Selain pada payudara, hormon yang dihasilkan indung telur ini juga bertanggung jawab dalam mengembangkan sifat-sifat kelamin sekunder lainnya, seperti timbulnya rambut di daerah kemaluan, perubahan-perubahan dalam vagina sampai timbulnya haid.
Nah, bila terjadi ketidakseimbangan hormon, misalnya selama haid, biasanya payudara akan terasa penuh alias mengeras atau membesar. Kadang-kadang, akan teraba pula benjolan lunak yang terasa sakit saat menjelang haid.
Biasanya, benjolan tersebut akan mengecil atau menghilang dengan sendirinya begitu haid usai. Asal tahu saja, semua perubahan ini termasuk normal dan tidak berbahaya. Apalagi, jika siklus haid Anda berlangsung normal (sekitar 24-31 hari sekali) dan lamanya berkisar antara 4-7 hari.
Sebaliknya, bila terjadi gangguan pada siklus haid, misalnya jadi tidak teratur, Anda sebaiknya waspada. Bukan apa-apa. Ketidakteraturan siklus haid menunjukkan adanya gangguan keseimbangan hormon seksual. Apalagi, bila gangguan tadi disertai timbulnya beberapa gejala lain (simak boks: “Haruskah ke Dokter Spesialis?”).
Atasi sedini mungkin
Sebagai catatan penting, perubahan apapun pada payudara Anda harus disikapi dengan hati-hati. Bila penyebabnya dapat diketahui sejak dini, maka upaya penanganan bisa dilakukan segera. Tindakan ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Itu sebabnya, cegahlah timbulnya gangguan kesehatan pada payudara dengan beberapa caranya berikut.
Buat catatan bulanan
Keteraturan siklus haid dapat diketahui dengan cara menghitung hari, bukan berdasarkan tanggal, setiap bulannya. Catatlah pula segala hal atau perubahan yang dirasakan menjelang, selama dan sesudah berlangsungnya haid. Segera temui dokter bila Anda mengalami hal-hal berikut:
• Siklus haid kurang dari 14 hari atau lebih dari 35-40 hari sekali.
• Lamanya haid lebih dari 14 hari.
• Volume darah haid sangat banyak (sampai-sampai Anda perlu ganti pembalut sebanyak 10 kali per hari).
Hindari makanan tinggi lemak
Penelitian-penelitian telah menunjukkan, kemungkinan wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara atau tidak.
Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal of Indonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara. Antara lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker payudara. Begitu pula makanan dan minuman yang mengandung santan kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari. Kok bisa?
A danya zat-zat lemak dalam makanan yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh bisa menyebabkan hormon estrogen di tubuh tidak bisa bekerja dengan oke. Akibatnya, bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom dan gangguan lain pada organ yang aktivitasnya berhubungan dengan hormon estrogen, termasuk payudara.
Rajin-rajin lakukan “Sadari”
Sebenarnya, untuk mengetahui keadaan payudara Anda (apakah normal atau tidak), Anda dianjurkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri alias Sadari secara rutin. Kapan persisnya?
Sebaiknya, pemeriksaan dilakukan tiap bulan, kira-kira seminggu setelah siklus haid usai. Lebih-lebih, kalau ibu atau famili perempuan dekat Anda punya riwayat kanker payudara. Tak perlu menyalahkan “garis keturunan” keluarga besar Anda, karena tanggung jawab pemeliharaan kesehatan tubuh, termasuk payudara, terletak pada diri Anda sendiri.
Haruskah ke Dokter Spesialis?
A. Gejala yang tidak perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Wanita muda (kurang dari 35 tahun) dengan benjolan pada payudara dan terasa sakit.
• Wanita kurang dari 40 tahun dengan benjolan yang simetris.
• Wanita kurang dari 50 tahun dengan keluarnya cairan dari puting susu dan bukan berwarna merah. Maksud cairan di sini adalah:
• Keluar spontan atau tanpa dimanipulasi.
• Keluar dari satu atau ke-2 sisi payudara.
• Keluar cairan yang berhubungan dengan haid atau tidak, sedang hamil atau tidak, cedera rudapaksa, atau kelainan kelenjar gondok.
• Wanita dengan keluhan nyeri dan benjolan yang tidak jelas batasnya.
B. Gejala yang perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
• Benjolan:
• Berbatas tegas.
• Terdapat pada satu sisi (asimetris) setelah haid.
• Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah disedot.
Nyeri:
• Berhubungan dengan adanya benjolan.
• Tidak dapat diatasi dengan pengobatan.
• Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause.
Keluar cairan dari puting:
• Pada wanita umur lebih dari 50 tahun.
• Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah dan spontan.
Kelainan posisi puting.
• “Tenggelam”.
• Kelainan kulit sekitar puting (seperti eksim).
Kelainan kulit payudara.
• Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal.
• Warna kemerahan.
Kamus Istilah
• Kista: benjolan yang berongga dan berisi zat cair yang kental menyerupai bubur.
• Miom: tumor jaringan otot.
• Cedera rudapaksa: luka akibat perkosaan.
sumber: ayahbunda-online.com
Continue Reading >>>>>
Categories:
Kesehatan
Safe Sex VS Safer Sex
For a time, the use of condoms and other contraceptives was often referred to as "safe sex". It was thought that, as long as you used condoms along with another method of birth control, you were virtually immune from sexually transmitted diseases (STDs) and pregnancy. Nowadays, the only type of safe sex is no sex at all.
What is Safe Sex?
When people speak of "safe sex" today, they are referring to abstinence. Abstaining from sex and sexual play is the only sure method to avoid catching an STD and to prevent an unplanned pregnancy. Although it may not prevent a pregnancy, having sex within a committed, monogamous, long-term relationship with someone who has tested free of any STDs is also generally considered to be safe sex.
So why isn’t using condoms along with other forms of birth control known as "safe sex" anymore but as "safer sex" instead? Because contraceptives can fail, resulting in pregnancy, and condoms cannot provide protection against all forms of STDs. However, condoms are still the only and best protection we have against most STDs. Therefore, it is important to use them every time you have sex.
What’s the Big Deal About STDs Anyway?
While some sexually transmitted diseases, like chlamydia, can be cured, others cannot. HIV is one of the most serious STDs out there and women are one of the fastest growing groups being infected. Moreover, according to UNICEF, half of all new HIV cases worldwide occur in people between the ages of 15 and 24. So if you’re young and sexually active, you’re automatically at a higher risk of being infected with HIV. Although it can be managed through medication, the HIV virus does eventually develop into AIDS leading to death. Other incurable STDs include human papillomavirus (HPV), which is the cause of genital warts and can lead to cervical cancer and even death,hepatitis B and herpes.
Sexually transmitted diseases are dangerous for anyone but they can have especially severe consequences in women. Many STDs can seriously damage your reproductive organs causing you to be infertile. Some, like HPV, have been linked to an increased risk of cervical cancer, a type of cancer that men do not need to worry about. Additionally, if you have an STD while you are pregnant, it is possible to pass the infection on to your baby causing her to become sick or possibly even die.
If you are sexually active, it is imperative that you use condoms each and every time you have sex even though they cannot protect you from every STD. Latex or polyurethane condoms are the most effective at protecting against STDs. However, they cannot provide protection against infections that are transmitted through skin-to-skin contact. Additionally, condoms can break or fall off during sex, putting you at risk of catching an STD. While it was once thought that condoms treated with spermicide helped to kill off STD infections and viruses, current research suggests that spermicides have no such effect. In fact, using spermicides multiple times throughout the day has actually been shown to increase your risk of STDs because the chemicals can irritate your vaginal lining thereby making it easier for an infection to get into your system.
Talking with Your Partner
When you are considering becoming sexually active with someone, talk to them about their sexual history. Remember, when you have sex with someone, you are having sex with every person they have ever had sex with. It is a good idea for both of you to go get tested for STDs so that you can be sure you are both free of any infections. However, some STDs can take as long as six months before they begin to affect you. If your partner has had sex with someone else in the last six months, it is a good idea to either put off having sex or use condoms until he can be retested.
If your partner refuses to get tested or has no desire to talk about his sexual history, you may want to reconsider your choice to have intercourse with him. Never feel guilty for asking about his sexual past. Your health, as well as his, is on the line and you both have a right to know what you’re getting into. Never allow yourself to be pressured, coerced or bullied into a sexual relationship. Do not hesitate to say no. If a your partner forces you to have sex after you’ve said no, that is rape and should be reported to the authorities.
Signs of an STD
If you notice any of the following symptoms, make an appointment with your doctor or gynecologist right away to be tested for STDs:
* Vaginal itching
* Burning sensation when you urinate
* Unusual vaginal discharge
* Blisters around the genital area
* General pain in the pelvic area
Source: epigee.org
Continue Reading >>>>>
What is Safe Sex?
When people speak of "safe sex" today, they are referring to abstinence. Abstaining from sex and sexual play is the only sure method to avoid catching an STD and to prevent an unplanned pregnancy. Although it may not prevent a pregnancy, having sex within a committed, monogamous, long-term relationship with someone who has tested free of any STDs is also generally considered to be safe sex.
So why isn’t using condoms along with other forms of birth control known as "safe sex" anymore but as "safer sex" instead? Because contraceptives can fail, resulting in pregnancy, and condoms cannot provide protection against all forms of STDs. However, condoms are still the only and best protection we have against most STDs. Therefore, it is important to use them every time you have sex.
What’s the Big Deal About STDs Anyway?
While some sexually transmitted diseases, like chlamydia, can be cured, others cannot. HIV is one of the most serious STDs out there and women are one of the fastest growing groups being infected. Moreover, according to UNICEF, half of all new HIV cases worldwide occur in people between the ages of 15 and 24. So if you’re young and sexually active, you’re automatically at a higher risk of being infected with HIV. Although it can be managed through medication, the HIV virus does eventually develop into AIDS leading to death. Other incurable STDs include human papillomavirus (HPV), which is the cause of genital warts and can lead to cervical cancer and even death,hepatitis B and herpes.
Sexually transmitted diseases are dangerous for anyone but they can have especially severe consequences in women. Many STDs can seriously damage your reproductive organs causing you to be infertile. Some, like HPV, have been linked to an increased risk of cervical cancer, a type of cancer that men do not need to worry about. Additionally, if you have an STD while you are pregnant, it is possible to pass the infection on to your baby causing her to become sick or possibly even die.
If you are sexually active, it is imperative that you use condoms each and every time you have sex even though they cannot protect you from every STD. Latex or polyurethane condoms are the most effective at protecting against STDs. However, they cannot provide protection against infections that are transmitted through skin-to-skin contact. Additionally, condoms can break or fall off during sex, putting you at risk of catching an STD. While it was once thought that condoms treated with spermicide helped to kill off STD infections and viruses, current research suggests that spermicides have no such effect. In fact, using spermicides multiple times throughout the day has actually been shown to increase your risk of STDs because the chemicals can irritate your vaginal lining thereby making it easier for an infection to get into your system.
Talking with Your Partner
When you are considering becoming sexually active with someone, talk to them about their sexual history. Remember, when you have sex with someone, you are having sex with every person they have ever had sex with. It is a good idea for both of you to go get tested for STDs so that you can be sure you are both free of any infections. However, some STDs can take as long as six months before they begin to affect you. If your partner has had sex with someone else in the last six months, it is a good idea to either put off having sex or use condoms until he can be retested.
If your partner refuses to get tested or has no desire to talk about his sexual history, you may want to reconsider your choice to have intercourse with him. Never feel guilty for asking about his sexual past. Your health, as well as his, is on the line and you both have a right to know what you’re getting into. Never allow yourself to be pressured, coerced or bullied into a sexual relationship. Do not hesitate to say no. If a your partner forces you to have sex after you’ve said no, that is rape and should be reported to the authorities.
Signs of an STD
If you notice any of the following symptoms, make an appointment with your doctor or gynecologist right away to be tested for STDs:
* Vaginal itching
* Burning sensation when you urinate
* Unusual vaginal discharge
* Blisters around the genital area
* General pain in the pelvic area
Source: epigee.org
Continue Reading >>>>>
Subscribe to:
Posts (Atom)