Setiap orang pasti sudah biasa mendengar penyakit kutil. Kutil umumnya berupa benjolan kecil yang kerap tumbuh pada kulit akibat kurangnya menjaga kebersihan tubuh. Ada yang tumbuh di tangan, kaki, muka bahkan di alat kelamin.
Kutil yang tumbuh pada alat kelamin disebut dengan kutil kelamin (condilloma/genital warts). Kutil kelamin termasuk penyakit menular seksual (PMS) yang dapat dialami baik oleh pria maupun wanita.
Tidak seperti kanker yang tumbuh secara ganas. “Kutil kelamin tumbuh tapi jinak,” ungkap dr. Nugroho Kampono, Konsultan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Lebih lanjut, dr Nugroho menjelaskan, “Jika kutil kelamin dibiarkan maka akan tumbuh seperti bonkol yang besar sekali, dapat tumbuh seperti kembang kol dan tidak menyebar.” Karena kemiripan bentuknya, kutil kelamin pun sering disebut dengan ‘jengger ayam’.
Meskipun kutil kelamin hanya tumbuh di alat kelamin tetapi lebih mengganggu dibandingkan kutil di bagian tubuh lainnya. “Kutil kelamin menimbulkan beban psikologis bagi penderitanya,” kata dr. Nugroho.
HPV, Penyebab Kutil Kelamin
Ada lebih dari 100 jenis Human Papilloma Virus (HPV), dimana sebagian besarnya relatif tidak berbahaya. Dari 120 tipe HPV yang telah diketahui hingga saat ini, ada sekitar 30-40 tipe HPV yang menyerang area kelamin termasuk kulit penis, mulut vagina dan anus. HPV juga dapat mengakibatkan masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir.
Staff Pengajar FKUI ini mengungkapkan, ”HPV tipe 6 and 11 yang menyebabkan 90% dari kasus genital warts.” Jenis HPV penyebab kutil kelamin berbeda dengan penyebab utama kanker serviks yaitu tipe 16 dan 18.
HPV atau human papillomavirus dapat menular lewat genital, oral dan anal seks. Penelitian menunjukkan lebih dari 75% wanita yang berhubungan intim pernah terinfeksi HPV pada puncak di antara umur 18-22 tahun.
Seseorang bisa terjangkit virus ini dan bisa juga menularkan pada pasangannya lewat hubungan seksual. Kutil bisa berupa mikroskopis dan hanya bisa dideteksi melalui proses pemeriksaan dengan alat yang disebut colposcope.
Kutil Kelamin Sering Kambuh
dr. Nugroho yang juga anggota Divisi Ginekologi Onkologi FKUI/RSCM memaparkan, “Pada wanita, awalnya harus dilakukan pemeriksaan dalam untuk melihat apakah serviksnya normal, ada jamur atau warts.” Umumnya keluhannya selalu keputihan.
“Kutil kelamin dapat diobati dengan dikikis,” kata dr. Nugroho. Menurut situs Yayasan Spiritia, Ada beberapa cara untuk menghilangkan kutil kelamin, antara lain:
1. Membakarnya dengan jarum listrik (kauterisasi listrik) atau laser.
2. Membekukannya dengan nitrogen cair.
3. Memotongnya secara bedah.
4. Mengobatinya dengan zat kimia seperti asam trikloroasetik (TCA), podofilin atau podofiloks. PERHATIAN: Podo-filin dan podofiloks tidak boleh dipakai oleh perempuan hamil.
Pengobatan lain yang kurang lazim untuk kutil termasuk obat 5-FU (5-fluorourasil) dan interferon alfa. 5-FU berbentuk krim.Interferon harus disuntik pada kutil. Suatu obat baru, yaitu imikuimod, disetujui di AS untuk mengobati kutil kelamin.
“Kutil kelamin merupakan penyakit yang sering kambuh,” kata dr. Nugroho. Kutil kelamin disebabkan oleh virus, yang tidak dapat benar-benar disembuhkan. Mereka hanya dapat dikurangi keberadaannya dan tetap berpotensi untuk muncul lagi.
Mencegah Kutil Kelamin
Mereka yang berusia muda (puncak infeksi 20-29), berganti pasangan, melakukan hubungan seksual di usia muda dan merokok memiliki risiko tinggi terinfeksi HPV.
Untungnya kutil kelamin dapat dicegah. Penggunaan kondom dan vaksinasi termasuk cara pencegahan kutil kelamin.
Kondom berguna sebagai pengaman hubungan seksual. Meskipun tidak bisa mencegah 100%, kondom merupakan pencegahan utama terhadap infeksi virus.Dengan menggunakan kondom misalnya dapat menurunkan resiko terkena penularan penyakit seksual (herpes ataupun kutil).
Vaksinasi telah tersedia di Indonesia dengan harga yang tidak murah. Tapi vaksinasi dapat sangat bermanfaat bagi mereka yang berisiko tinggi. “Setelah vaksinasi masih perlu pemeriksaan secara berkala dengan pap smear, vaginal inspection with asetic acid (VIA) dan HPV-hybrid capture,” jelas dr. Nugroho.
Deteksi dini dengan pap smear juga bisa dilakukan. Pap smear dapat menemukan pertumbuhan sel tidak normal pada leher rahim. Tes ini juga dapat dipakai untuk memeriksa dubur pria dan wanita.
Sumber: medicastore.com
Genital Warts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment